Translate

Sunday, 24 May 2020

Kerajaan Burundi

Kerajaan Burundi
(Bahasa Perancis : Royaume du Burundi)

Bendera Kerajaan Burundi (1961-1966)

Lambang Kerajaan Burundi (1962-1966)

Lokasi Burundi di Afrika.

Lagu Kebangsaan :
''Burundi Bwacu'' (Burundi Kami)

Status :
Negara merdeka (abad ke-17 - 1890)
Bagian dari Afrika Timur Jerman (1890–1916)
Bagian dari Ruanda-Urundi (1916–1962)
Negara merdeka (1962–1966)

Ibukota :
Gitega
Bujumbura

Bahasa Umum :
Bahasa Kirundi
Bahasa Perancis

Pemerintahan :
Monarki

Raja (Mwami) :
Ntare I (pertama) 1680-1709
Ntare V (terakhir) 1966

Perdana Menteri :
Joseph Cimpaye (pertama 1961
Michel Micombero (terakhir) 1966

Era Bersejarah (Perang Dingin) :
Didirikan (abad ke-17)
Bagian dari Afrika Timur Jerman (1 Juli 1890)
Ruanda-Urundi (20 Juli 1922)
Otonomi dari Ruanda-Urundi (21 Desember 1961)
Kemerdekaan (1 Juli 1962)
Menjadi republik (28 November 1966)

Luas (1966) :
27.834 km2
(10.747 mil persegi)

Diteruskan Oleh : 
Republik Burundi 

Hari Ini Bagian Dari : 
Burundi 

Kerajaan Burundi (Perancis : Royaume du Burundi) atau Kerajaan Urundi (Royaume d'Urundi) adalah sebuah pemerintahan yang diperintah oleh raja tradisional di Republik Burundi modern di wilayah Danau Besar Afrika Timur. Kerajaan, mayoritas etnis Hutu, diperintah oleh seorang raja dari kelompok etnis Tutsi dengan gelar mwami. Dibuat pada abad ke-17, kerajaan itu dipertahankan di bawah pemerintahan kolonial Eropa pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 dan merupakan negara merdeka antara tahun 1962 dan 1966.

Sejarah


Tanggal pendirian Kerajaan Burundi tidak diketahui tetapi mungkin pada abad ke-17 ketika kelompok etnis Tutsi mendapatkan dominasi atas populasi etnis Hutu yang lebih besar di wilayah tersebut. Di bawah Raja Ntare I (memerintah 1675-1705), kerajaan itu meluas dan menganeksasi sejumlah negara di sekitarnya. Meskipun diperintah oleh mwami (raja), kerajaan itu didesentralisasi secara luas dan penguasa lokal memiliki kemerdekaan luas. Sebelum kedatangan penjajah Eropa, pergulatan suksesi juga biasa terjadi.

Pada tahun 1890, Burundi menjadi bagian dari kekaisaran kolonial Jerman sebagai bagian dari Afrika Timur Jerman tetapi tidak secara efektif diduduki atau dikendalikan oleh kekuatan kolonial. Selama Perang Dunia I, pasukan Belgia dari Kongo, tetangga Belgia, menyerbu wilayah itu dan mendudukinya. Setelah Perang Dunia I, Burundi dikasih kepada Belgia, bersama-sama dengan Kerajaan Rwanda, sebagai mandat internasional oleh Liga Bangsa-Bangsa. Namun, orang-orang Belgia mempertahankan banyak institusi kerajaan.

Sementara monarki Rwanda yang sama dihapuskan dalam revolusi antara tahun 1959 dan 1961, monarki Burundi berhasil bertahan hingga periode pasca-kolonial. Pada tahun 1962, Kerajaan Burundi mendapatkan kembali kemerdekaannya sebagai monarki konstitusional di mana raja memegang kekuasaan eksekutif dan kekuasaan legislatif diberikan kepada parlemen. Pada akhir 1963, pemerintah Burundi mengizinkan seorang revolusioner Kongo Gaston Soumialot untuk merekrut ribuan pejuang di sepanjang perbatasan Burundi-Kongo. Soumialot dan pasukannya akibatnya ikut serta dalam pemberontakan Simba.

Kekerasan etnis antara mayoritas Hutu dan minoritas Tutsi meningkat antara 1963 dan 1965 dan memuncak dengan kudeta yang gagal terhadap monarki Mwambutsa IV pada 1965. Putra Mwambutsa, Ntare V, melenserkan ayahnya dalam kudeta Juli 1966, tetapi dirinya sendiri digulingkan dari kekuasaan dalam kudeta pada November 1966 oleh Perdana Menteri, Michel Micombero, yang menghapuskan monarki Burundi.

Ditulis Oleh : Aqsha Berlian Almakawi